Minggu di Pustaka: Antara Anak dan Disertasi
Minggu ini aku memutuskan keluar dari rutinitas biasa. Bukan ke mall, bukan ke taman, tapi... ke pustaka.
Misi utamanya: menyelesaikan sebagian dari disertasi yang rasanya makin hari makin memanggil-manggil buat dibereskan.
Tentu saja, misi tambahannya: bawa anak-anak ikut serta.
Pagi-pagi aku udah sibuk siapin "peralatan tempur". Laptop, charger, notes penuh coretan, buku referensi, plus bekal buat anak-anak supaya nggak bosan.
Anak-anak sih heboh karena mikirnya "jalan-jalan ke tempat banyak buku". Aku? Campur aduk antara semangat dan deg-degan.
Sampai di pustaka, suasananya adem banget. Anak-anak langsung sibuk keliling, milih buku cerita, sambil sesekali heboh bisik-bisik, "Lihat ini, Ma!"
Aku memilih sudut tenang, buka laptop, dan mulai menyelami dunia disertasi yang panjang dan penuh catatan kaki.
Tentu saja, perjalanan menyelesaikan disertasi sambil jagain anak nggak seindah bayangan.
Baru fokus lima menit, ada yang datang minta ditemenin baca. Baru nulis satu paragraf, ada yang minta tolong cari toilet. Tapi ya, begitulah.
Belajar berdamai sama ritme baru: sedikit-sedikit, yang penting tetap maju.
Ada satu momen yang bikin aku senyum sendiri — saat anakku yang kecil duduk di sebelahku, sibuk membolak-balik buku cerita, sementara aku di sebelahnya ngetik serius.
Dua dunia beda, tapi rasanya saling menguatkan.
Dia belajar lewat imajinasi. Aku belajar lewat teori dan referensi. Tapi kami ada di tempat yang sama, saling menemani.
Mungkin progress disertasiku hari ini nggak sebanyak target. Tapi rasanya... lebih berarti.
Ada rasa lega, ada rasa bangga — tetap jalan, tetap berusaha, tetap ada untuk anak-anak.
Hari Minggu ini, pustaka bukan cuma tempat baca. Tapi tempat di mana aku belajar lagi tentang keseimbangan: antara mimpi pribadi dan kehadiran untuk keluarga.
Puswil, Minggu, 27 April 2025
Fadhlina H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar