Selasa, 29 April 2025

Lighthouse Parenting: Cara Baru Mendidik Anak Tanpa Overprotektif.


Lighthouse Parenting: Cara Baru Mendidik Anak Tanpa Overprotektif

Pagi hari di rumah kami adalah medan latihan sabar yang sesungguhnya. Sebagai ibu dari enam anak, saya hampir selalu memulai hari dengan multitasking: membangunkan anak, mempersiapkan bekal, melerai yang bertengkar, mengejar yang ogah mandi, hingga menenangkan yang sedang merajuk.

Dulu saya pikir saya harus mengatur semua agar berjalan sempurna. Tapi semakin anak-anak bertambah besar, saya menyadari: peran saya bukan untuk menggenggam erat, melainkan untuk membimbing dengan bijak.

Itulah saat saya mengenal konsep Lighthouse Parenting—dan saya langsung terhubung.

---

Apa Itu Lighthouse Parenting?

Lighthouse Parenting adalah pendekatan pengasuhan yang diperkenalkan oleh Dr. Kenneth Ginsburg. Ia menggambarkan peran orang tua seperti mercusuar: teguh berdiri, memberi cahaya, tapi tidak mengejar kapal ke mana-mana. Orang tua cukup hadir sebagai penunjuk arah, bukan pengendali penuh.

Dalam Islam, kita diajarkan konsep yang sangat selaras dengan ini:

> “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa: 9)


Islam mendorong kita untuk membesarkan anak-anak menjadi pribadi kuat, bertakwa, dan berani menghadapi hidup, bukan hanya sekadar “selamat”.

---

Mengapa Ini Relevan?

Di zaman serba instan dan penuh tekanan ini, banyak dari kita tanpa sadar menjadi orang tua yang overprotektif. Kita ingin anak kita bebas dari luka, gagal, atau kecewa. Tapi Islam dan sains sama-sama mengajarkan: proses itulah yang membentuk jiwa tangguh.


Nabi Ibrahim AS tak membesarkan Nabi Ismail AS dalam kemanjaan. Justru dengan kepercayaan dan latihan kemandirian, beliau membentuk seorang anak yang siap berkata:

> "Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."(QS. Ash-Shaffat: 102)

Bukankah itu bentuk nyata dari keberhasilan pengasuhan yang berimbang?

---

Cara Saya Menerapkannya di Rumah

1. Mendelegasikan Peran

Anak-anak yang lebih besar belajar membantu adik-adiknya. Ini melatih tanggung jawab dan empati, serta menciptakan iklim tolong-menolong seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.

2. Menguatkan, Bukan Menyalahkan

Saya belajar menahan lidah saat anak melakukan kesalahan. Saya bantu mereka merenung dan belajar, bukan langsung memarahi. Bukankah Nabi SAW pun tidak pernah memarahi pembantunya meski salah?

3. Berdoa dan Bertawakal

Setiap kali melepas mereka ke sekolah atau memberi ruang bagi mereka untuk memilih, saya iringi dengan doa. Sebab, pada akhirnya kita hanya bisa berikhtiar dan Allah-lah yang menjaga.

---

Kesulitan & Keuntungan

Tentu tidak mudah. Terkadang lebih cepat kalau saya yang langsung ambil alih. Tapi saya ingin anak-anak saya tumbuh bukan hanya cerdas, tapi berjiwa mandiri dan berani, seperti yang diajarkan dalam Islam.

Saat saya melihat mereka saling membantu, belajar meminta maaf, atau menyelesaikan konflik sendiri—saya tahu mereka sedang tumbuh menjadi pribadi yang utuh.

---

Kesimpulan: Menjadi Mercusuar Bercahaya Iman

Menjadi orang tua adalah amanah. Tapi amanah ini bukan untuk memegang kendali penuh, melainkan untuk mengarahkan dan menanamkan nilai-nilai hidup yang kokoh.

Lighthouse Parenting mengajarkan kita untuk percaya pada anak, sambil tetap hadir sebagai panutan. Dan Islam mengajarkan kita bahwa panutan terbaik adalah akhlak, bukan tekanan.


Maka hari ini, saya memilih menjadi mercusuar—yang memancarkan cahaya cinta, nilai, dan keimanan.

Karena anak-anak kita bukan milik kita sepenuhnya. Mereka titipan Allah, yang harus kita siapkan untuk menghadapi dunia dengan cahaya-Nya.


Ditulis sambil menemani Babyru bermain lego—karena di sela-sela lelah, ada cinta yang ingin dibagikan. Semoga jadi berkah dan penguat untuk para ibu yang sedang berjuang.

Salam.


Fadhlina H

2 komentar:

Antara Kasih dan Luka: Telaah Hubungan Toxic dalam Perspekstif Islam.

 Bismillah... Kutulis kisah ini dengan harapan cinta dan kasih Allah senantiasa tercurah untuk kita semua. Berangkat dari peristiwa yang men...